STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK
A. Perkembangan Teori Atom
1. Teori
Atom Dalton
Pada Tahun 1803, John Dalton mengajukan suatu teori
tentang atom. Intinya, Dalton menyatakan bahwa materi
terdiri atas partikel, yaitu atom.
Postulat – postulat dalam teori Dalton.
a.
Setiap unsur
terdiri dari partikel yang sudah tak dapat terbagi yang dinamai atom.
b.
Atom – atom dari suatu unsur adalah identik.
Atom – atom dari unsur yang berbeda
mempunyai sifat – sifat yang berbeda, termasuk mempunyai massa yang berbeda.
c.
Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi
atom unsur lain, tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan, reaksi kimia hanya
merupakan penataan ulang atom – atom.
d.
Senyawa terbentuk ketika atom – atom dari dua
jenis unsur atau lebih bergabung dengan perbandingan tertentu.
Molekul dan ion.
·
Gabungan beberapa atom yang bersifat netral
disebut molekul.
·
Molekul unsur
terdiri dari sejenis atom.
·
Molekul senyawa terdiri dari dua jenis atom atau
lebih.
·
Atom atau molekul yang bermuatan listrik disebut
ion.
2. Teori Atom Thomson
Sekitar akhir abad 19, Thomson menyimpulkan bahwa atom
mengandung elektron, suatu partikel bermuatan listrik negatif.
Pada tahun 1900, J.J. Thomson mengajukan model atom yang menyerupai roti
kismis.
Atom
terdiri dari materi bermuatan positif dan didalamnya tersebar elektron bagaikan
kismis dalam roti kismis.
Secara
keseluruhan atom bersifat netral.
3. Teori Atom Rutherford
Pada tahun 1910, Ernest Rutherford bersama dua orang
asistennya, yaitu Hans Geiger dan Ernest Marsden, melakukan
serangkaian percobaan.
Berdasarkan eksperimen, yang terjadi adalah sebagai berikut.
Sebagian besar partikel alfa dapat melewati
lempeng emas tanpa mengalami pembelokan yang berarti.
Sebagian kecil mengalami pembelokan.
Beberapa partikel alfa dipantulkan.
Pada tahun 1911, Rutherford
menjelaskan penghamburan sinar alfa dengan mengajukan gagasan tentang inti atom.
Sebagian besar dari massa dan muatan positif
atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom yang selanjutnya disebut inti atom.
Elektron beredar mengitari inti pada jarak yang
relative sangat jauh sehingga sebagian besar dari atom merupakan ruang hampa.
Lintasan electron dalam mengitari
inti disebut kulit atom. Jarak dari
inti hingga kulit atom disebut jari – jari atom.
4. Teori Atom Niels Bohr
Pada tahun 1913, Niels Bohr mengajukan model atom
yang menyerupai system tata surya.
Elektron dalam atom hanya dapat berada pada
lintasan dengan tingkat energy tertentu.
Pada keadaan normal , elektron menempati
lintasan dengan tingkat energi terendah. Keadaan demikikian disebut keadaan
dasar (ground state)
Apabila atom mendapat energi dari luar, electron
akan menyerap energi dalam jumlah tertentu dan meloncat ke lintasan dengan
tingkat energi yang lebih tinggi.
Elektron akan segera kembali ke tingkat energi
yang lebih rendah desertai pemancaran energi dalam jumlah tertentu berupa
radiasi elektromagnet.
5. Teori
Atom Modern
Pada tahun 1926, Erwin Schrodinger, seorang ilmuwan
dari Austria, mengemukakan teori atom yang disebut teori atom mekanika kuantum
atau mekanika gelombang. Dalam teori atom mekanika kuantum, posisi elektron
tidak dapat dipastikan. Yang dapat ditentukan yaitu daerah dengan peluang
terbesar menemukan elektron tersebut. Daerah dengan peluang terbesar ini
disebut orbital.
B. Partikel Penyusun Inti Atom
1. Proton
Pada tahun 1886, Goldstein melakukan percobaan dengan
tabung sinar katode dan menemukan fakta berikut.
Apabila katode tidak berlubang, ternyata gas di
belakang katode tetap gelap.
Bila pada katode diberi lubang, maka gas di
belakang katode menjadi berpijar.
Pada tahun 1919, Rutherford
menemukan proton terbentuk ketika partikel alfa ditembakkan pada inti atom
nitrogen.
2. Neutron
Partikel ini ditemukan oleh James
Chadwick pada tahun 1932, tetapi keberadaannya telah diduga sebelumnya oleh
Aston.
Pada tahun 1919, Aston menemukan
spectrometer massa, alat yang dapat digunakan untuk menentukan massa atom atau
molekul. Aston menemukan bahwa atom – atom dari unsur yang sama dapat mempunyai
massa yang berbeda. Fenomena ini disebut isotop.
Pada tahun 1930, W. Bothe dan H. Becker menembaki inti atom berilium
dengan partikel alfa dan menemukan suatu radiasi partikel yang mempunyai daya
tembus tinggi. Pada tahun 1932, James Chadwick membuktikan bahwa radiasi
tersebut terdiri atas partikel netral yang massanya hamper sama dengan massa
proton. Karena bersifat netral, partikel itu dinamakan neutron. Inti atom
terdiri atas proton dan neutron.
C. Komposisi
Atom dan Ion
1. Nomor
Atom
Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor proton atau nomor atom.
Atom – atom dari unsur yang sama mempunyai jumlah proton yang sama,
tetapi berbeda dari atom unsur lain.
Nomor atom = Jumlah proton =
jumlah elektron
2. Nomor
Massa
Massa suatu atom sama dengan jumlah massa proton, electron, dan
neutronnya.
Nomor massa = Jumlah proton + Jumlah neutron
3. Notasi Komposisi Atom
Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam sebuah atom dinyatakan dengan
lambang (notasi) sebagai berikut :
ZXA
X = lambang
atom (=lambang unsur)
Z = nomor atom
= jumlah proton (p) = jumlah electron (e)
A = nomor
massa = jumlah proton + jumlah neutron = p + n
Jadi, jumlah neutron dalam suatu atom sama dengan selisih nomor massa
dengan nomor atomnya.
Jumlah Neutron (n) = A – Z
4. Isotop
Atom –atom dari unsure yang sama tetapi berbeda nomor massanya disebut
isotop. Isotop terjadi karena perbedaan jumlah neutron dalam inti atom.
5. Isobar dan Isoton
Isobar
Isobar adalah atom – atom dari unsur
yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi mempunyai nomor
massa sama.
Isoton
Isoton adalah atom – atom dari unsur
yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi mempunyai jumlah
neutron sama.
6. Komposisi Ion
Atom yang bermuatan listrik disebut ion. Ion terbentuk jika atom melepas
atau menyerap elektron. Atom yang melepas elektron menjadi ion positif,
sedangkan atom yang menyerap elektron menjadi ion negatif.
D. Konfigurasi
Elektron
1. Konfigurasi elektron
Persebaran elektron pada kulit – kulit atomnya disebut konfigurasi
elektron.
2. Elektron Valensi
Elektron yang berada pada kulit terluar disebut elektron valensi.
E. Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur
1. Pengelompokan atas logam dan nonlogam
Pada tahun 1789, Lavoisier
mengelompokan unsur – unsur kedalam logam dan nonlogam. Logam merupakan konduktor,
mengkilap jika digosok, dapat ditempa, dapat ditarik. Logam bersifat kuat dan
merupakan zat padat dengan titik leleh yang relatif tinggi. Nonlogam bersifat
nonkonduktor dan tidak mengkilap. Nonlogam ada yang berwujud padart, cair,
maupun gas. Yang bersifat padat umumnya rapuh.
2. Triade dari Dobereiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner, menemukan
massa atom relatif stronsium sangat dekat dengan massa rata – rata dari dua
unsur lain yang mirip dengan stronsium, yaitu kalsium dan barium.
3. Hukum Oktaf Newland
Pada tahun 1864, di mana sekitar 60 jenis unsur telah dikenal, A. R.
Newlands, mengumumkan penemuannya yang disebut hukum oktaf. Newlands
menyusun unsur – unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Hokum oktaf
Newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur – unsur ringan, kira – kira sampai kalsium (Ar =
40)
4. Sistem Periodik Mendeleev
Pada tahun 1869, Dmitry Ivanovich
Mendeleev, menyimpulkan bahwa sifat – sifat unsur adalah fungsi periodic
dari massa atom relatifnya. Artinya, jika unsur disusun menurut kenaikan massa
atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara periodik. Mendeleev
menempatkan unsur – unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu lajur
vertikal, yaitu disebut golongan.
5. Sistem Periodik Modern dari Henry Moseley
Pada awal abad ke-20, Henry
Moseley menunjukan bahwa urut –urutan unsur dalam sistem periodik Mendeleev
sesuai dengan kenaikan nomor atomnya. Moseley menyimpulkan hukum periodik
modern yang mengatakan bahwa sifat – sifat unsur merupakan fungsi periodic dari
nomor atomnya.
F. Sistem Periodik Modern
1. Struktur Sistem Periodik Modern
Lajur – lajur horizontal (periode)
berdasarkan kenaikan nomor atom, sedangkan lajur – lajur vertikal (golongan)
berdasarkan kemiripan sifat.
a.
Periode
Sistem periodik modern terdiri atas 7 periode.
b.
Golongan
Sistem periodik modern terdiri atas 18 kolom vertikal. Ada dua cara
penamaan golongan, yaitu :
Sistem
8 golongan
Sistem
18 golongan
c.
Unsur
Transisi dan Transisi Dalam
Unsur Transisi
Unsur – unsur golongan B, yaitu golongan III B hingga II B (golongan 3
sampai dengan 12) disebut unsur transisi atau unsur peralihan. Unsur – unsur
tersebut harus dialihkan setelah golongan II A sehingga ditemukan unsur yang
mempunyai kemiripan sifat dengan golongan III A.
Unsur Transisi Dalam
Dua baris unsur yang ditempatkan di bagian bawah tabel periodic disebut
unsur transisi dalam, terdiri dari :
Lantanida, yaitu nomor atom 57 – 70, semuanya 14
unsur.
Aktinida, yaitu nomor atom 89 – 102, semuanya 14
unsur.
2. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem
Periodik
Sistem periodik disusun berdasarkan pengamatan terhadap sifat – sifat
unsur. Para ahli menyimpulkan bahwa sifat – sifat unsur ternyata bergantung
pada konfigurasi elektronnya.kemiripan sifat di antara unsur - unsur segolongan terjadi karena unsur –
unsur tersebut mempunyai elektron valensi sama.
G. Sifat – Sifat Periodik Unsur
1. Jari – Jari Atom
Jari – jari atom adalah jarak inti hingga kulit elektron terluar.
2. Energi Ionisasi
Besarnya energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron dari suatu
atom netral dalam wujud gas disebut energi ionisasi.
3. Aftinitas Elektron
Energi yang menyertai penambahan 1 elektron pada satu atom netral dalam
wujud gas membentuk ion bermuatan -1 disebut afnitas elektron.
4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menggambarkan kecenderungan
relatif suatu unsur untuk menarik elektron ke pihaknya dalam suatu ikatan
kimia.
5. Sifat Logam dan Nonlogam
Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektropositifan, yaitu
kecenderungan melepas electron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam akan
bergantung pada energi ionisasi, makin besar energi ionisasi makin sukar
melepasa elektron, makin berkurang sifat logamnya. Sifat nonlogam dikaitkan
dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan menarik elektron.
6. Kreaktifan
Kreaktifan
suatu unsure sangat bergantung pada kecenderungannya melepas atau menari
elektron. Unsure logam yang palin reaktif adalah golongan I A (logam alkali).
Sedangkan nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VII A (halogen)
_Semoga Bermanfaat_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar